KONFLIK SOSIAL
A.
PENGERTIAN
KONFLIK
Menurut Minnery, mendefinisikan konflik
sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling
bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan di mana setidaknya salah
satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan
tindakan terhadap tindakan tersebut (Minnery 1985, hal 35).
Dalam sosiologi konflik disebut juga pertikaian atau
pertentangan. Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara
negatif. Hal ini berarti satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau berusaha
menyingkirkan pihak lainnya. Dengan kata lain, pertikaian merupakan usaha
penghapusan keberadaan pihak lain. Pengertian ini senada dengan pendapat
Soedjono. Menurut Soedjono (2002:158), pertikaian adalah suatu bentuk interaksi
sosial di mana pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain atau
berusaha mengenyahkan rivalnya.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1989:86),
pertentangan atau pertikaian atau konflik adalah suatu proses yang dilakukan
orang atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Oleh karena itu, konflik
diidentikkan dengan tindak kekerasan. Konflik dapat pula diartikan sebagai
suatu perjuangan memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status,
kekuasaan, otoritas, dan sebagainya guna memperoleh keuntungan. Oleh karena
itu, setiap pihak yang berkonflik berusaha menundukkan saingannya dengan
menggunakan segala kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan konflik
tersebut. Tindak kekerasan dianggap tindakan yang tepat dalam mendukung
individu mencapai tujuannya. Dalam arti mudah, konflik didefinisikan sebagai
perbedaan pendapat, kepentingan, atau tujuan antara dua atau lebih pihak yang
mempunyai objek yang sama dan membawa pada perpecahan.
B.
MACAM-
MACAM KONFLIK SOSIAL
Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha
mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik tersebut. Menurutnya, konflik
mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu:
1. Konflik
Pribadi
Konflik
terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik
pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada
akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam. Perasaan ini mendorong
tersebut untuk memaki, menghina,\bahkan memusnahkan pihak lawan. Pada
dasarnya konflik pribadi sering terjadi dalam masyarakat.
2. Konflik
Rasial
Konfilk
rasial umumnya terjadi di suatu negara yang memiliki keragaman suku dan ras.
Lantas, apa yang dimaksud dengan ras?
Ras
merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri biologisnya, seperti
bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut. Secara umum ras di
dunia dikelompokkan menjadi lima ras, yaitu Australoid, Mongoloid, Kaukasoid,
Negroid, dan ras-ras khusus. Hal ini berarti kehidupan dunia berpotensi
munculnya konflik juga jika perbedaan antarras dipertajam.
3. Konflik
Antarkelas Sosial
Terjadinya
kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti
kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan. Kesemua itu menjadi dasar penempatan
seseorang
dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas social atas, menengah, dan bawah.
Seseorang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar menempati posisi
atas, sedangkan orang yang tidak memiliki kekayaan dan kekuasaan berada pada
posisi bawah. Dari setiap kelas mengandung hak dan kewajiban serta kepentingan
yang berbeda-beda. Jika perbedaan ini tidak dapat terjembatani, maka situasi
kondisi tersebut mampu memicu munculnya konflik rasial.
4. Konflik
Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-Negara yang
Berdaulat
Dunia
perpolitikan pun tidak lepas dari munculnya konflik sosial. Politik adalah cara
bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah. Konflik politik
terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang
berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah yang sama. Karena perbedaan
inilah, maka peluang terjadinya konflik antargolongan terbuka lebar. Contoh rencana
undang-undang pornoaksi dan pornografi sedang diulas, masyarakat Indonesia
terbelah menjadi dua pemikiran, sehingga terjadi pertentangan antara kelompok
masyarakat yang setuju dengan kelompok yang tidak menyetujuinya.
5. Konflik
Bersifat Internasional
Konflik
internasional biasanya terjadi karena perbedaanperbedaan kepentingan di mana
menyangkut kedaulatan Negara yang saling berkonflik. Karena mencakup suatu
negara, maka akibat konflik ini dirasakan oleh seluruh rakyat dalam suatu
negara. Apabila kita mau merenungkan sejenak, pada umumnya konflik
internasional selalu berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan pada akhirnya
menimbulkan perang antarbangsa, mengapa demikian?
C.
PENYEBAB
TERJADINYA KONFLIK
Leopold von Wiese dan Howard Becker
(1989:86) menyebutkan beberapa hal yang dapat menyebabkan konflik sosial
terjadi sebagai berikut.
1. Perbedaan
Antarorang
Pada
dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbedabeda. Perbedaan ini
mampu menimbulkan konflik sosial. Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang
dirasa sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. Lihat saja berita-berita
media massa banyak pertikaian terjadi karena rasa dendam, cemburu, iri hati,
dan sebagainya. Selain itu, banyaknya perceraian keluarga adalah bukti nyata
perbedaan prinsip mampu menimbulkan konflik. Umumnya perbedaan pendirian atau
pemikiran lahir karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda terhadap
masalah yang sama.
2. Perbedaan
Kebudayaan
Kebudayaan
yang melekat pada seseorang mampu memunculkan konflik manakala kebudayaankebudayaan
tersebut berbenturan dengan kebudayaan lain. Pada dasarnya pola kebudayaan yang
ada memengaruhi pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Oleh
karena itu, kepribadian antara satu individu dengan individu lainnya
berbeda-beda. Contoh, seseorang yang tinggal di lingkungan pegunungan tentunya
berbeda dengan seseorang yang tinggal di pantai. Perbedaan kepribadian ini,
tentunya membawa perbedaan pola pemikiran dan sikap dari setiap individu yang
dapat menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelompok manusia.
3. Bentrokan
Kepentingan
Umumnya
kepentingan menunjuk keinginan atau kebutuhan akan sesuatu hal. Seorang mampu
melakukan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya guna mencapai kehidupan
yang sejahtera. Oleh karena itu, apabila terjadi benturan antara dua
kepentingan yang berbeda, dapat dipastikan munculnya konflik sosial. Contohnya
benturan antara kepentingan buruh dan pengusaha. Kepentingan buruh adalah
mendapatkan gaji sebagaimana mestinya setiap bulannya. Namun, berkenaan dengan
meruginya sebuah perusahaan maka perusahaan itu enggan memenuhi kepentingan
buruh. Akibatnya, konflik baru terbentuk antara majikan dan buruh. Buruh
menggelar aksi demo dan mogok kerja menuntut perusahaan tersebut.
4. Perubahan
Sosial
Perubahan
sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian
antargolongan dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Situasi dan kondisi ini
mampu memunculkan konflik baru. Misalnya semakin maju dan tinggi teknologi,
para ahli pun berusaha melibatkan para balita untuk ikut menikmati teknologi
tersebut yang tentunya bermanfaat bagi perkembangan intelektual bayi. Karena
alasan itu, dibuatlah baby channel. Namun, perubahan ini menimbulkan
reaksi pro dan kontra dalam masyarakat. Sementara itu, seorang antropolog
Indonesia yaitu Koentjaraningrat mengatakan bahwa sumber konflik antarsuku
bangsa atau golongan dalam negara yang sedang berkembang antara lain:
a. Konflik
bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal
mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
b. Konflik
bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan unsur-unsur
dari kebudayaannya kepada warga dari suku bangsa lain.
c. Konflik
yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya bisa terjadi kalau
suatu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari
suku bangsa lain yang berbeda agama.
d. Konflik
juga akan terjadi kalau suatu suku bangsa berusaha mendominasi suatu bangsa
lain secara politis.
e. Potensi
konflik terpendam ada dalam hubungan antara suku bangsa yang telah bermusuhan
secara adat.
D.
AKIBAT
ADANYA KONFLIK SOCIAL
Terjadinya konflik sosial tentunya membawa
dampak tersendiri bagi kehidupan warganya. Setiap konflik sosial yang terjadi
baik konflik vertikal maupun horizontal cenderung berupa negatif yang umumnya
membawa penderitaan rakyat. Lihat konflik Aceh, Papua, Poso, dan konflik
keluarga, konflik antarpartai kesemuanya membawa trauma tersendiri bagi pihak
yang bertikai. Menurut Soerjono Soekanto (1989:90), akibat negatif yang timbul
dari sebuah konflik sosial sebagai berikut.
1. Bertambahnya
Solidaritas Anggota Kelompok yang Berkonflik
Jika
suatu kelompok terlibat konflik dengan kelompok lain, maka solidaritas
antarwarga kelompok tersebut akan meningkat dan bertambah berat. Bahkan, setiap
anggota bersedia berkorban demi keutuhan kelompok dalam menghadapi tantangan
dari luar.
2. Jika
Konflik Terjadi pada Tubuh Suatu Kelompok maka akan Menjadikan Keretakan dan
Keguncangan dalam Kelompok Tersebut
Visi
dan misi dalam kelompok menjadi tidak dipandang lagi sebagai dasar penyatuan.
Setiap anggota berusaha menjatuhkan anggota lain dalam kelompok yang sama,
sehingga dapat dipastikan kelompok tersebut tidak akan bertahan dalam waktu
yang lama.
3. Berubahnya
Kepribadian Individu
Dalam
konflik sosial biasanya membentuk opini yang berbeda, misalnya orang yang
setuju dan mendukung konflik, ada pula yang menaruh simpati kepada kedua belah
pihak, ada pribadi-pribadi yang tahan menghadapi situasi konflik, akan tetapi
ada yang merasa tertekan, sehingga menimbulkan penderitaan pada batinnya dan
merupakan suatu penyiksaan mental. Keadaan ini dialami oleh orang-orang yang
lama tinggal di Amerika Serikat. Sewaktu Amerika Serikat diserang mendadak oleh
Jepang dalam Perang Dunia II, orang-orang Jepang yang lahir di Amerika Serikat
atau yang telah lama tinggal di sana sehingga mengambil kewarganegaraan Amerika Serikat, merasakan
tekanan-tekanan tersebut. Kondisi ini mereka alami karena kebudayaan Jepang masih
merupakan bagian dari hidupnya dan banyak pula saudaranya yang tinggal di
Jepang, sehingga mereka pada umumnya tidak dapat membenci Kerajaan Jepang
seratus persen seperti orangorang Amerika asli.
4. Hancurnya
Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa
Setiap
konflik yang terjadi umumnya membawa kehancuran dan kerusakan bagi lingkungan
sekitarnya. Hal ini dikarenakan masing-masing pihak yang berkonflik mengerahkan
segala kekuatan untuk memenangkan pertikaian. Oleh karenanya, tidak urung
segala sesuatu yang ada di sekitar menjadi bahan amukan. Peristiwa ini
menyebabkan penderitaan yang berat bagi pihakpihak yang bertikai. Hancurnya
harta benda dan jatuhnya korban jiwa wujud nyata akibat konflik.
5. Akomodasi,
Dominasi, dan Takluknya Salah Satu Pihak
Jika
setiap pihak yang berkonflik mempunyai kekuatan seimbang, maka muncullah proses
akomodasi. Akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok guna mengurangi,
mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Ketidakseimbangan antara
kekuatan-kekuatan pihak yang mengalami konflik menyebabkan dominasi terhadap
lawannya. Kedudukan pihak yang didominasi sebagai pihak yang takluk terhadap
kekuasaan lawannya.
E.
MANAJEMEN
KONFLIK
Secara umum terdapat beberapa macam cara yang
sering dilakukan dalam manajemen atau resolusi konflik, yaitu:
1. Konsiliasi
(Consiliation)
Konsiliasi
merupakan pengendalian konflik melalui lembagalembaga tertentu untuk
memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara
pihak-pihak yang bertikai mengenai persoalan yang mereka pertentangkan.
Tidak semua konsiliasi dapat dilakukan pada semua konflik yang terjadi.
Proses konsiliasi dapat berhasil sebagai pengendali konflik jika setiap
pihak menyadari perlunya pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan secara
jujur bagi semua pihak, terorganisasinya berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan, dan setiap kelompok yang terlibat dalam konflik
harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu.
2. Perwasitan
(Arbitration)
Dalam
arbitration diperlukan pihak ketiga yang mempunyai kekuasaan dan
wewenang yang lebih tinggi daripada pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena
kekuasaan dan kewenangan itu, pihak ketiga mampu memaksakan keputusan kepada
pihak-pihak yang bertikai. Biasanya pihak yang bertikai akan menerima apa yang
menjadi keputusan wasit. Wasit umumnya dilakukan\ oleh lembaga pengadilan.
3. Mediasi
(Mediation)
Dalam
proses pengendalian konflik mediasi, pihakpihak yang bertikai sepakat menunjuk
pihak ketiga sebagai penengah. Berbeda dengan perwasitan, dalam mediasi pihak
ketiga tidak mempunyai kekuasaan dan wewenang. Status yang dimiliki pihak
penengah sama dengan pihak-pihak yang bertikai. Oleh karena statusnya sama,
berarti pihak ketiga atau mediator tidak mempunyai kekuasaan dan kewenangan
untuk melaksanakan keputusan. Dalam hal ini tugas seorang mediator adalah
memberi nasihat. Umumnya nasihat-nasihat tersebut tidak mengikat pihak-pihak
yang berkonflik. Melalui proses ini, pihak-pihak yang bertentangan mempunyai
kemungkinan untuk menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus menurunkan
harga diri.
4. Paksaan
(Coersion)
Paksaan
merupakan salah satu bentuk penyelesaian konflik dengan cara paksaan baik
secara fisik maupun psikologis. Umumnya proses ini terjadi jika salah satu
pihak berada pada posisi yang lemah dan satu pihak di posisi yang kuat. Paksaan
fisik biasa digunakan untuk menarik diri dari pertikaian tersebut tanpa harus
menurunkan harga diri.
5. Detente
Dalam
hal ini detente adalah mengurangi ketegangan hubungan antara dua pihak yang
bertikai. Cara ini biasanya digunakan sebagai usaha pendekatan dalam mencapai
perdamaian. Oleh karena itu, pada proses ini belum ada penyelesaian konflik
secara pasti yang tentunya belum ada pihak yang dinyatakan kalah atau memang.
Detente hanya upaya pendekatan untuk menentukan cara tepat penyelesaian
konflik.
How do I do casino gambling on the internet? - DrmCD
BalasHapusI use my computer 여수 출장안마 to play various casino games. Most people know about 익산 출장마사지 my gambling online 청주 출장안마 but 서산 출장마사지 some are more in control of 서산 출장샵 my gambling addiction. I