1.
Perkembangan sosiologi
a.
Perkembangan awal
Awal kelahiran Sosiologi tidak lepas dari asal mula masyarakat itu sendiri. Para pemikir Yunani kuno, terutama
Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu
saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran. Kemakmuran maupun krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang
tidak terelakkan. Perkembangan dan kemunduran tersebut pada saat itu dipercaya
karena kehendak Tuhan, manusia hanya dapat menerima tanpa dapat berbuat
apa-apa. Keadaan seperti ini terjadi pada abad 5 sampai abad ke-14.
b.
Abad pencerahan
Kemudian pada abad ke-17 mulai tumbuh pemikiran tentang hal
yang bersifat ilmiah. Pada zaman ini ditandai oleh beragam penemuan di bidang
ilmu pengetahuan. Derasnya pengaruh, membawa dampak yang besar mengenai
perubahan masyarakat. Kemudian muncul sejumlah pemikir yang menekankan
pentingnya metode ilmiah untuk mengamati masyarakat. Dari sinilah muncul embrio
tentang sosiologi.
c.
Abad revolusi
Abad ke-18 terjadi revolusi sosial dalam
masyarakat. Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Perancis menjadi
pnegaruh terhadap kehidupan dunia. Pada masa Revolusi Industri, muncul kalangan
baru dalam masyarakat, yaitu kaum kapitalis dan kaum buruh. Secara
revolusioner, tatanan masyarakat mulai berubah, pada zaman ini embrio sosiologi
mulai bertambah besar. Pada saat itu kesadaran manusia mulai berkembang bahwa
ada sesuatu dalam masyarakat yang harus diketahui penyebab dan akibatnya.
d.
Kelahiran sosiologi
Pada abad ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara
khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan cirri-ciri hakiki masyarakat pada tiap
tahap peradaban manusia. Ilmuwan yang sampai saat ini diakui sebagai Bapak
Sosiologi adalah Auguste Comte karena dia orang pertama yang menggunakan nama
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat. Pada saat ini lah sosiologi lahir di
Eropa, karena pada saat itu peradaban eropa merupakan peradaban yang termaju.
2.
Pengetian sosiologi
Pendidikan
Karakter: Memiliki kepedulian sosial dilingkungannya untuk mengetahui
pengertian sosiologi.
Setelah mengetahui bagaimana sosiologi lahir, maka sangat
perlu bagi kita untuk mengetahui sebenarnya apa itu sosiologi. Sosiologi lahir di Eropa, pada saat itu
Aguste Comte lah pencetusnya. Orang yang bernama lengkap Auguste Marie Francois
Xavier ini lahir di Perancis. Secara etimologi Sosiologi merupakan sebuah
istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman/masyarakat, dan
logos dari kata Yunani yang berarti pembicaraan, diungkapkan pertama kalinya
dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte
(1798-1857) pada tahun 1839. Jadi secara harfiah sosiologi adalah ilmu yang
berbicara tentang masyarakat. Ada
beberapa tokoh mendefinisikan sosiologi :
1. Auguste comte
: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia yang senantiasa mempunyai
naluri untuk hidup bersama dengan sesamanya.
2. Pitirim sorokin
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari :
a.
Hubungan
dan pengaruh gejala-gejala sosial ( Fenomena ekonomi, interaksi, perubahan
sosial dan lain-lain).
b.
Hubungan
timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (Geografis,
Biologis, dan sebagainya)
c.
Ciri-ciri
umum semua jenis gejala-gejala sosial
3.
Roucek dan Warren mengemukakan, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
4.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan sosial.
Dari berbagai
pengertian tersebut, dapoat disimpulkan bahwa, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari interaksi-interaksi dalam masyarakat serta
dampaknya.
3. Ciri
dan hakikat sosiologi
Ciri-cirinya, sebagai berikut.
a. Empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi
terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
b. Teoritis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk
menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan.
c. Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, atau
memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang lama.
d. Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik
dan buruk masalah tersebut, tetapi labih bertujuan untuk menjelaskan masalah
tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu.
a. Sosiologi adalah
ilmu sosial.
b. Sosiologi dapat digolongkan kedalam ilmu pengetahuan murni
dan dapat pula menjadi ilmu terapan.
c. Sosiologi merupakan
pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya sosiologi
ilmu yang dapat berkembang menurut perkembangan zaman.
d. Sosiologi betujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian
dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya.
e. Sosiologi merupakan
pengatahuan umum.
4.
Objek Sosiologi
Objek studi sosiologi adalah masyarakat yang dlihat dari sudut hubungan
antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat. adapun unsur-unsur dalam masyarakat tersebut diantaranya adalah
manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, dan
kesadaran akan satu kesatuan.
5.
Kegunaan Sosiologi
a.
Perencanaan
sosial
Merupakan kegiatan untuk
mempersiapkan siswa kreatif dan aktif demi masa depan kehidupan
masyarakat secara ilmiah dan bertujuan untuk mengatasi berbagai hambatan.
b.
Penelitian
Dalam bidang penelitian siswa belajar jujur disiplin santun didalam kehidupan
sehingga, sosiologi memiliki
kelebihan dibandingkan ilmu-ilmu yang lain karena dapat memahami simbol
kata-kata, kode, serta berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai
objek penelitian empiris dan pemahaman pola-pola tingkah laku manusia dalam
masyarakat.
c.
Pembangunan
Pada tahap perencanaan pembangunan
sosiologi dapat berguna dalam mengadakan identifikasi-identifikasi terhadap
berbagai kebutuhan masyarakat.shg bisa melakukan kerja sama antar masyarakat
d.
Pemecahan
masalah sosial
Di dalam mengatasi masalah sosial juga
harus melakukan kerja sama dengan melihat aspek sosiologisnya dengan tidak mengabaikan aspek
lain. Soisologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam masyarakat dengan
maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan
kemasyarakatan. Jadi, diperlukan suatu kerja sama antar ilmu pengetahuan
kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang
dihadapi.
6.
Tokoh-tokoh sosiologi
a. Auguste Comte (Perancis, 19 Januari 1798)
Comte merupakan tokoh yang meletakan dasar sosiologi. Dia
mempunyai cara berfikir yang luar biasa, dia mampu menceritakan kembali
kata-kata yang tertulis dalam suatu catatan atau halaman buku dengan sekali
baca saja. Dengan konsentrasi yang luar biasa ini dia mampu merumuskan
perkembangan atau evoluasi pemikiran masyarakat. Teori besar ini dikenal dengan
hukum tiga keadaan (Tiga Stadia)
1) Tahap Teologi : dimana masyarakat masih menganggap semua yang
ada di dunia ini adalah karena kekuatan gaib sehingga mereka cenderung memuja
mahkluk gaib tersebut. Pada masa ini masa dimana orang mati menguasai orang
hidup. (Animisme dan Dinamisme)
2) Tahap Metafisik: pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Pada tahap ini manusia ataupun masyarakat sudah mencari penyebabnya tetapi masih digeluti dengan pemikiran gaib. Contohnya fenomena guntur, pada masyaraka tmetafisik hal ini karena dewa langit marah.
3) Tahap Positif :merupakan tahap di mana manusia telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.
b. Emile Durkheim (Perancis, 15 April 1858)
Durkheim membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi untuk
meningkatkan solidaritas. Menurutnya unsur baku dalam masyarakat adalah factor solidaritas. Dia beranggapan pembagian kerja tersebut dapat menciptakan
solidaritas dalam masyarakat. Durkheim membagi solidaritas menjadi 2 tipe :
v Solidaritas Mekanik : Tipe solidaritas yang didasarkan atas
persamaan. Bisa dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana ( desa).
v Solidaritas Organik : tipe solidaritas yang didasarkan pada
kepentingan-kepentingan. Contohnya dapat dijumpai di masyarakat perkotaan.
c. Karl Mark (Jerman, 5 mei 1818)
Sumbangan Mark terhadap sosiologi patut diperhitungkan. dia
hidup dalam masa kapitalisme, yaitu masa yang kaya semakin kaya dan miskin
semakin miskin. Dia membagi masyarakat menjadi 2 kelas yaitu :
v Kelas Borjuis : yaitu kelas dimana berisi orang-orang yang
mengausai alat produksi dan modal.
v Kelas Proletar : yaitu kelas yang berisi orang-orang yang
tidak mempunyai alat produksi dan modal. Kelas proletar hanya dimanfaatkan
tenaganya untuk kemakmuran kelas borjuis.
Teori nya disebut dengan teori kelas. Pada masa tersebut,
terjadi ekploitasi terhadap kaum proletar. Mark hadir dengan menanamkan
ideologi komunis dalam masyarakat. Komunis adalah tatanan masyarakat tanpa
kelas. Dan masyarakat tanpa kelas ini juga yang menjadi tujuan teori dan
ideologi mark.
7.
Metode-metode sosiologi
1. Metode statistik
Metode ini banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh
kualitas serta memperkecil prasangka pribadi atau sepihak.
2. Metode eksperimen
dibentuk atas dasar kerja sama pada dua kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok
eksperimen, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Setelah itu
dibandingkan antara dua kelompok tersebut.
3. Metode studi kasus
Digunakan untuk
membentuk kepedulian dan kejujuran dengan cara menguji kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya
gerakan-gerakan buruh untuk menuntut kenaikan gaji.
4. Metode survei lapangan
Digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat
secara langusng.
5. Metode partisipasi
Digunakan untuk
membentuk kerja sama ,peduli dengan mengadakan penelitian
mendalam tentang kehidupan kelompok.
6. Metode fungsionalisme
Bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan
struktur sosial dalam masyarakat.
7. Metode studi pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data
atau keterangan dari buku-buku literatur di perpustakaan.
8.
Konsep Realitas Sosial Di Masyarakat
Realitas sosial budaya dapat diartikan sebagai
kenyataan-kenyataan sosial budaya dalam
masyarakat. Sedang masyarakat adalah sebuah sistem, artinya masyarakat
mempunyai unsur-unsur. Ingat menurut Selo sumardjan dan soelaeman Soemardi,
masyarakat terdiri dari struktur sosial, Proses Sosial dan Perubahan sosial.
Untuk mengkaji realitas sosial budaya,
maka akan kita klasifikasikan menjadi 3 aspek tersebut.
Ciri-ciri pokok masyarakat antara lain :
a.
Sekumpulan
individu atau manusia yang hidup bersama
b.
Ada
wilayah geografis
c.
Ada
norma dan nilai
d.
Hidup
bersama dalam jangka waktu yang relatif lama
e.
Adanya
kesadaran individu sebagai bagian suatu sistem atau kelompok.
Masyarakat terdiri dari struktur, proses dan perubahan
sosial. Kita melihat realitas dari aspek tersebut :
a.
Struktur
Sosial adalah segmen-segmen/bagian-bagain/komponen-komponen dalm kehidupan
sosial. Ciri dari struktur yang paling pokok adalah adanya suatu posisi yang
tertinggi. Realitas sosial budaya yang masuk dalam aspek struktur sosial antara
lain
·
Nilai,
adalah kumpulan sikap/keyakinan terhadap suatu hal mengenai buruk, baik, benar,
salah, patut atau tidak patut.
·
Norma,
adalah bentuk kongret dari nilai sosial. Norma mempunyai kekuatan
pengikat/sanksi. Di dalam masyarakat ada norma agama-norma adat-norma
kesusilaan dan kesopanan-norma hukum.
·
Lembaga
sosial (pranata Sosial), adalah suatu hubungan yang terorganisasi yang
bterhimpun dari nilai dan norma serta berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia atau masyarakat. Ada 5 lembaga sosial dalam masyarakat, yaitu lembaga
keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian,
lembaga pendidikan.
·
Status
dan Peran adalah suatu posisi suatu individu dalam masyarakat dan pola tindakan
yang dilakukan yang dimiliki oleh status tertentu.
·
Penyimpangan
sosial. Kata lain dari penyimpangan sosial adalah social deviation atau deviasi sosial. Bentuk perilaku yang
menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
b.
Pengendalian
Sosial, suatu usaha untuk mengalokasikan masyarakat agar bertindak sesuai dengan nilai dan norma.
Proses Sosial, pengatuh timbal balik antara berbagai bidang
dalammasyarakat.
Realitas yang masuk dalam aspek ini
adalah :
·
Interaksi
Sosial, hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau antar kelompok. Interaksi merupakan unsur utama dalam proses
sosial. Sehingga bisa saling menghargai sopan
dan perhatian.
·
Sosialisasi,
merupakan proses belajar individu di masyarakat. Serta proses penanaman nilai
dan norma terhadap individu.
·
Kebudayaan,
merupakan suatu hasil dari interaksi manusia. Dengan kata lain kebudayaan
adalah hasil karya, rasa dan cipta dari manusia yang didapatkan dari
keanggotaannya dalam masyarakat.
c.
Perubahan
Sosial budaya adalah perubahan struktur dan budaya dalam masyarakat.
9.
Hubungan Antar Realitas Sosial Budaya
Masyarakat
merupakan suatu sistem yang saling berhubungan. Artinya setiap unsur didalamnya
saling terkait. Begitu pula dengan satu sama lain realitas sosial budaya.
Contoh hubungan tersebut antara lain :
a.
Masyarakat dengan Interaksi sosial. Masyarakat tercipta karena
adanya interaksi dan sebaliknya. Tidak ada masyarakat tanpa adanya interaksi
b.
Status
dan Peran, status sosial seseorang dalam masyarakat menentukan peran dia
sebagai anggota masyarakat. Contohnya Seorang guru atau pendidik, status ini
mengharus kan dia untuk menjadi panutan para siswanya.
c.
Nilai,
norma dan sosialisasi. Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang harus
diketahui oleh setiap individu dalam masyarakat. Karena itu lah perlu adanya
sosialisasi dalam masyarakat. Yakni pengenalan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat terhadap setiap anggota dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar