- MENYUSUN RANCANGAN PENELITIAN
sebuah
rancangan penelitian memuat judul penelitian, latar belakang masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustakaan, hipotesis, batasan konsep, metodologi penelitian, serta daftar
kepustakaan.
- Latar belakang masalah
Dalam mengungkapkan alasan pemilihan topik
penelitian pada latar belakang masalah, perlu memerhatikan beberapa pokok-pokok
penting antara lain:
a. Urgensi
masalah penelitian yang dilakukan.
b. Alasan-alasan,
manfaat, dan keuntungan penelitian.
c. Fakta
dan data-data yang mendukung sehingga alasan-alasan pengambilan masalah itu
cukup kuat.
2. Rumusan
Masalah penelitian
Setelah
topik permasalahan dan judul penelitian diperoleh, maka
topik
tersebut harus dirumuskan secara eksplisit di dalam rancangan penelitian.
Masalah-masalah yang akan dirumuskan harus memerhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut.
a.
Menggunakan kalimat pertanyaan.
b.
Mengungkapkan variabel-variabel penelitian.
c.
Mengungkapkan jenis hubungan antarvariabel yang ada.
d.
Mengungkapkan objek penelitian.
Contoh
rumusan masalah penelitian.
”Apakah
tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT
Sentosa Jaya?”
3. Tujuan
dan manfaat penelitian
Di dalam melakukan penelitian tentunya seorang
peneliti memiliki tujuan. Selain itu, penelitian yang dilakukan mempunyai
manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dalam penelitian sosial, tujuan penelitian
harus sejalan dengan rumusan masalah sosial. Sedangkan, manfaat penelitian merupakan
kelanjutan dari tujuan penelitian. Jika rumusan masalah dalam suatu penelitian
adalah apa penyebab terjadinya perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMAN 2
TURI, maka didapat tujuan penelitian yaitu, ingin mengetahui penyebab
terjadinya perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMAN
2 TURI.
Dengan kata lain, tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan
keinginan peneliti untuk mencapai sesuatu melalui penelitiannya. Melalui
rumusan masalah dan tujuan penelitian didapat kesimpulan penelitian. Manfaat
penelitian dicantumkan pula dalam rancangan penelitian. Melalui manfaat
penelitian ini, peneliti mengungkapkan manfaat yang diperoleh dari hasil
kesimpulan penelitian tersebut. Biasanya manfaat penelitian bersifat praktis.
Contoh: dengan diketahuinya penyebab terjadinya perilaku menyimpang di kalangan
pelajar SMAN 2 TURI, maka penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman bagi upaya
mengatasi perilaku menyimpang.
4.
tinjauan kepustakaan
Dalam
penelitian sosial tinjauan pustaka disebut juga studi kepustakaan. Bobot suatu
rancangan penelitian pada umumnya tercermin dari tinjauan pustaka. Semakin
banyak sumber bacaan yang dipelajari, semakin banyak pula pengetahuan tentang
masalah yang diteliti. Namun, tidak semua buku-buku bacaan dan laporan penelitian
yang ada dapat ditelaah. Oleh karenanya, seorang peneliti harus mampu bersikap
selektif. Secara umum, terdapat dua kriteria dalam memilih sumber bacaan, yaitu
kemutakhiran dan relevansi. Kemutakhiran dalam hal ini
berarti sumber tersebut bersifat up to date atau tidak
ketinggalan zaman. Sedangkan
relevansi berarti sumber tersebut berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Adapun fungsi tinjauan kepustakaan dalam suatu penelitian antara lain:
a.
Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga mampu menguasai
masalah dengan baik.
b.
Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab
masalah penelitian yang diajukan.
c.
Mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis.
d.
Menghindari suatu pengulangan dari suatu penelitian.
5.
hipotesis
Hipotesis adalah suatu pendapat yang sederhana
karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan. Keberadaan hipotesis dapat
diambil dari teori yang telah ada. Hipotesis yang dikembangkan dari suatu teori
dinamakan hipotesis deduktif. Sedangkan, hipotesis yang dimunculkan dari hasil
pengamatan atas sejumlah kejadian dinamakan hipotesis induktif atau hipotesis
yang dimunculkan dari lapangan. Adapun hipotesis berfungsi sebagai jawaban
sementara untuk masalah penelitian. Penelitian yang berpijak pada hipótesis
dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Sedangkan penelitian yang tidak
menggunakan hipotesis bertujuan untuk mencari jawaban dalam rumusan masalah. Namun, tidak semua penelitian harus
mempunyai hipotesis. Misalnya, penelitian
eksporatif dan deskriptif. Penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis
karena tujuannya tidak menguji hipotesis tetapi menjawab permasalahan
penelitian. Berbeda dengan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif
memerlukan hipotesis. Hal ini dikarenakan penelitian tersebut mencari hubungan
antarvariabel. Dengan kata
lain, hipotesis diperlukan jika penelitian tersebut mempersoalkan hubungan
antarvariabel.
6. Batasan
konsep
Dalam penelitian sosial batasan konsep disebut
juga batasan judul. Pembatasan konsep dilakukan dengan cara memberikan batasan
pengertian dari setiap istilah, konsep atau variabel yang digunakan baik dalam
judul penelitian rumusan masalah maupun tujuan penelitian. Pemberian definisi
ini bertujuan untuk membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Dengan
pembatasan konsep, seorang peneliti menjadi lebih terfokus dalam pelaksanaan
penelitian. Contoh, penelitian yang berjudul ”Penyebab Terjadinya Perilaku
Menyimpang di Kalangan Pelajar SMAN 2 TURI”. Dalam hal ini konsep yang perlu
dibatasi adalah perilaku menyimpang dari pelajar. Adapun kegunaan batasan konsep dalam penelitian
sosial sebagai berikut.
a. Mempermudah pembaca memahami
masalah yang diteliti.
b. Menghindari timbulnya
kesalahpahaman antara penyusun dengan pembaca.
c. Membatasi ruang lingkup masalah.
d. Menjadi pegangan atau pedoman
bagi peneliti dalam menyusun instrumen atau alat penelitian, mengurutkan
variabel-variabel yang hendak diteliti, menetapkan populasi dan sampel, serta
menginterpretasikan hasil penelitian.
7. metodologi penelitian
Metodologi penelitian dalam
rancangan penelitian berisi tentang teknik atau cara pelaksanaan penelitian
sosial. Dalam metodologi penelitian mengulas mengenai subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan analisis data. Pada bab
sebelumnya telah dibahas tentang subjek penelitian. Tidak ada salahnya apabila
kita mengingatnya kembali. Subjek penelitian adalah sumber tempat kita
memperoleh keterangan atau data penelitian. Dalam penelitian sosial dikenal dua
sumber subjek penelitian yaitu populasi dan sampel, di mana populasi merupakan
keseluruhan objek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Sedangkan sampel
adalah bagian yang mewakili populasi. Dalam metode penelitian inilah diuraikan
siapa saja yang menjadi subjek penelitian baik populasi maupun sampel. Selain
subjek penelitian, dalam metode penelitian memuat teknik pengumpulan data, yang
digunakan, teknik pengolahan data yang dipakai, serta cara pengolahan data yang
cocok. Materi ini akan dibahas
pada subbab berikutnya.
- PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
- Data penbelitian sosial
Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan
seorang peneliti agar dapat memperoleh data yang baik dalam pelaksanaan
penelitian. Hal-hal tersebut antara lain:
a.
Peneliti harus memahami tujuan penelitian.
b.
Peneliti memusatkan hipotesis atau hal-hal yang perlu dipecahkan dalam
penelitian.
c.
Peneliti harus memahami sampel yang menjadi sumber data.
d.
Peneliti harus memahami pedoman kerja.
e.
Peneliti harus memahami dan mendokumentasikan data.
2. Macam-
macam data penelitian
Berdasarkan cara memperolehnya, data dalam
penelitian social dibedakan atas data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data dikumpulkan dari orang pertama dan diolah oleh organisasi atau
perorangan. Data primer didapat dari masyarakat secara langsung atau hasil
observasi di lapangan. Misalnya, seorang peneliti mendatangi setiap rumah
tangga untuk menanyakan jumlah penduduk, mata pencaharian, agama, pendidikan,
dan lain-lain. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari
sumber pertama. Data sekunder diperoleh melalui pihak lain yang sebelumnya
telah mengumpulkan dan mengolahnya secara umum. Data sekunder bersumber dari
bahan bacaan atau dokumentasi seperti surat-surat pribadi, Badan Pusat Statistik,
notulen rapat, surat kabar, dan lainlain. Selain itu, apabila dilihat dari
sifatnya data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data
kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa
deskripsi, ungkapan atau makna-makna tertentu yang harus diungkap peneliti. Contoh, kesejahteraan petani, interaksi
anak dalam keluarga, dan lain-lain.
b. Data
kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka yang hasilnya dapat diolah dan
dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Contoh, pertambahan
jumlah penduduk, pendapatan penduduk, jumlah pedagang di area tertentu, dan
lain-lain.
3. metode
pengumpulan data
Begitu pentingnya data dalam penelitian
sosial, maka dalam pengumpulannya menggunakan metode atau prosedur-prosedur
tertentu. Keberhasilan suatu kegiatan pengumpulan data ditentukan pula oleh
metode pengumpulan data tersebut. Karenanya dalam pemilihan metode pengumpulan
data dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
a.
Sumber Data
Sumber
data atau sampel dapat menentukan metode atau alat pengumpul data. Apabila
sumber data besar, maka metode yang cocok digunakan adalah kuesioner. Sedangkan
apabila sumber data kecil, akan menjadi lebih mudah menggunakan metode
wawancara.
b.
Lokasi
Apabila
lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, maka lebih efektif jika
menggunakan metode kuesioner daripada wawancara dan observasi.
c. Pelaksanaan
Apabila
pelaksana atau tenaga pengumpul banyak, namun respondennya sedikit, maka metode
yang paling baik digunakan adalah wawancara atau observasi. Sebaliknya, jika
pelaksana atau tenaga pengumpul sedikit dan respondennya banyak maka metode kuesioner
atau angket lebih tepat untuk digunakan.
d.
Biaya dan Waktu
Apabila
peneliti dihadapkan pada kondisi dana yang sedikit sedangkan mempunyai waktu
terbatas, maka metode kuesioner atau angket layak untuk digunakan.
e.
Kedalaman Data
Apabila
peneliti ingin mengetahui data secara lebih mendalam, maka lebih baik seorang
peneliti menggunakan metode wawancara dibanding kuesioner atau observasi. Adapun
metode-metode pengumpulan data dalam penelitian sosial adalah:
a.
Metode Observasi
Metode
observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati langsung di lapangan.
Mengamati bukan hanya melihat melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan
mencatat kejadian. Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnnya.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung dapat
disebut juga observasi partisipasi, di mana peneliti ikut aktif berpartisipasi
pada aktivitas yang sedang diamati. Berdasarkan segi keterlibatan observer,
pada metode ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu partisipasi sebagian (partial
participation) dan partisipasi penuh (full partisipation). Dikatakan
partisipasi sebagian karena observer tidak melibatkan diri sepenuhnya. Namun
berbeda dengan full participation, observer melibatkan diri sepenuhnya
ke dalam objek pengamatan. Sedangkan observasi tidak langsung dapat juga
disebut observasi nonpartisipasi. Pada metode ini, observer tidak melibatkan
diri ke dalam objek pengamatan. Observer mendapatkan gambaran tentang objeknya
melalui pengamatan tidak langsung.
b. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara
adalah teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel. Pengumpulan data
dengan metode wawancara harus secara lisan atau melakukan kontak langsung
dengan responden. Dalam wawancara, seorang pewawancara harus dapat menciptakan suasana
yang santai namun serius, sehingga suasana ini mendukung responden untuk
menjawab apa saja yang ditanyakan oleh pewawancara tentunya dengan keseriusan
dan kesungguhan. Untuk memfokuskan arah wawancara, seorang peneliti biasanya
membuat pedoman wawancara yang berisi format pertanyaan
yang akan
diajukan kepada responden sebelum melakukan wawancara. Apabila ditinjau dari
pelaksanaannya, pedoman wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pedoman
wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman
wawancara
yang hanya memuat tema yang dijadikan acuan wawancara. Dalam hal ini,
pewawancara harus dapat mengendalikan jalannya wawancara, sehingga wawancara menjadi
sesuai dengan garis besar pembicaraan yang telah dipersiapkan.
2)
Pedoman wawancara terstruktur yaitu, pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci. Butir-butir pertanyaan telah dipersiapkan, sehingga pewawancara
tinggal memberi tanda cek (✔). Sedangkan berdasarkan tujuannya, wawancara dapat
dibedakan
menjadi dua bentuk, yaitu:
1)
Wawancara Survei
Wawancara
survei bertujuan mencari data untuk suatu populasi tertentu.
2)
Wawancara Diagnostik
Wawancara
diagnostik bertujuan mendiagnosis seseorang tentang masalah yang dihadapi. Perlu
diketahui bersama bahwa, dalam wawancara hendaknya seorang pewawancara
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuannya secara jujur agar responden tidak
menaruh curiga sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar.
c.
Metode Angket (Kuesioner)
Angket/kuesioner
adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis
oleh responden. Angket dapat disebut sebagai wawancara tertulis karena peneliti
tidak perlu bertatap muka dengan responden. Jenis-jenis pertanyaan pada angket
dibedakan menjadi dua yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan
tertutup adalah semua pertanyaan yang diajukan mempunyai alternatif
jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan. Sedangkan
pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya Belem ditentukan
dan responden bebas memberikan jawaban. Perlu diingat, bahwa metode kuesioner
dapat digunakan apabila respondennya mampu membaca. Metode kuesioner mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya. Beberapa kelebihan metode
ini
sebagai
berikut.
1) Tidak
memerlukan hadirnya peneliti karena dapat dikirim melalui pos.
2) Dapat
dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3) Dapat
dijawab oleh responden menurut kesempatan dan waktu yang tersedia.
4) Dapat
dibuat anonim (tidak disebutkan identitasnya) sehingga responden dapat menjawab
secara jujur dan objektif.
5)
Bersifat standar sehingga semua responden mendapatkan pertanyaan yang sama.
Agar dapat mendapatkan data yang baik maka pembuatan pertanyaan dalam kuesioner
hendaknya memerhatikan langkahlangkah sebagai berikut.
1)
Menentukan tujuan kuesioner.
2)
Menentukan variabel yang akan digunakan.
3)
Menentukan jenis-jenis bahan atau jawaban yang diperlukan untuk setiap variabel.
4)
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
d. Metode Dokumenter
Metode
dokumenter digunakan apabila peneliti hendak mengumpulkan data dari dokumen
seperti catatan, transkrip, buku, surat kabar, media massa, dan lain-lain.
Dalam metode ini, peneliti perlu mencermati sumber-sumber yang digunakan. Adapun
berita-berita yang dapat dijadikan sebagai data harus memenuhi syarat sebagai
berikut.
1)
Objektif dan apa adanya.
2) Tidak
memihak, sehingga tidak menyesatkan pengumpul data.
3)
Mengandung wawasan ilmiah.
4)
Beritanya bersifat aktual.
e.
Metode Tes
Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Jika ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, tes
dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Tes
kepribadian (personalitiy test), yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkapkan kepribadian seseorang. Hal yang diukur antara lain kreativitas
dan kedisiplinan.
2) Tes
bakat (aptitude test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat/potensi seseorang.
3) Tes
inteligensi (inteligence test), yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai
tugas kepada orang yang akan diukur inteligensinya.
4) Tes
sikap (attitute test), yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes
minat (measure of interest) yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat
seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes
prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
C.
PENGOLAHAN DATA
Tahap
pengolahan data merupakan tahap akhir dalam penelitian sosial. Setelah data-data
yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan
data. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan.
Pada tahap pengolahan, data diolah sedemikian rupa sehingga mampu menyimpulkan
kebenaran-kebenaran yang dapat menjawab masalahmasalah yang diteliti. Dalam
penelitian sosial dikenal dua pengolahan data yaitu, pengolahan kualitatif dan
kuantitatif.
- pengolahan data kualitatif
Proses pengolahan data
kualitatif secara garis besar menempuh tiga tahap kegiatan, yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi adalah proses mengubah rekaman data ke dalam pola, fokus, kategori,
atau pokok permasalahan tertentu. Data yang terkumpul dan terekam dalam
catatan-catatan lapangan, kemudian dirangkum dan diseleksi. Pada intinya reduksi
data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan data, pengabstrakan data dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data belangsung
terus-menerus selama pengumpulan data kualitatif dilakukan. Dalam kegiatan
reduksi data, dilakukan pemilihan-pemilihan tentang bagian mana yang perlu
dikode, dibuang, dan diringkas. Oleh karena itu, kegiatan ini ditunjukkan untuk
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sebagai bahan penarikan kesimpulan. Kesemua itu dilakukan
bertujuan untuk lebih mempermudah penarikan kesimpulan. Kegiatan reduksi data
dapat dilakukan melalui seleksi data yang ketat, pembuatan ringkasan/uraian
singkat, atau dapat pula dengan menggolongkan data menjadi suatu pola yang
lebih luas dan mudah dipahami.
b.
Penyajian Data
Penyajian
data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
yang sering digunakan adalah dalam bentuk teks naratif, bentuk matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan begitu, pengolah
data dapat melihat tentang segala hal yang sedang terjadi dan dapat
menentukan kesimpulan secara tepat.
c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Pada dasarnya, sejak permulaan
pengumpulan data, peneliti sudah mulai mencari arti tentang segala hal yang
telah dicatat atau disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data
kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara
bertahap dengan tetap memerhatikan perkembangan perolehan data. Dengan kata
lain , penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi
yang utuh. Secara keseluruhan tiap-tiap tahap dalam pengolahan data kualitatif
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Ketiganya saling kait-mengait
menghasilkan suatu kesimpulan penelitian. Jika dalam satu tahap tertentu
didapati suatu kesalahan maka dapat dipastikan akan terjadi kesalahan pada
tahap berikutnya. Oleh karena itu, dalam pengolahan data kualitatif ada tiga
hal yang perlu dikuasai, yaitu:
a. Kemampuan memerinci fokus masalah
yang benar untuk ditelaah secara mendalam.
b. Kemampuan melacak, mencatat, dan
mengorganisasikan data untuk masing-masing fokus, kategori, atau pokok masalah.
c. Kemampuan melukiskan dan
menuturkan apa yang dipahami dan diketahui tentang masalah yang diteliti ke
dalam uraian kalimat yang deskriptif dan interpretatif.
2. Pengolahan data kuantitatif
Pengolahan data secara kuantitatif disebut
juga pengolahan data secara statistik. Dalam pengolahan data secara statistik
memerlukan perhitungan secara matematis. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan
dan ketelitian. Dalam mengolah dan menganalisis data kuantitatif, terdapat dua
macam statistik yang digunakan, yaitu statistik deskriptif dan statistic
inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel
penelitian melalui pengukuran. Statistik inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis dan membuat generalisasi. Pengolahan data kuantitatif biasanya
melewati tiga tahap pemrosesan awal, yaitu:
a. Editing, yaitu proses
memeriksa data yang sudah terkumpul meliputi kelengkapan isian, keterbacaan
tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang
digunakan, dan lain-lain. Pada saat pengeditan, peneliti tidak boleh mengganti
jawaban, angka, ataupun pertanyaan-pertanyaan dengan maksud-maksud tertentu.
b. Coding, yaitu kegiatan memberikan
kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan
ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran terhadap
data-data. Biasanya kode yang digunakan dalam bentuk angka.
c. Tabulating, yaitu
memasukkan data-data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel yang mudah
dipahami. Melalui tabulating, data lapangan terlihat lebih ringkas dan dapat
dibaca dengan mudah.
Setelah peneliti melakukan
keseluruhan langkah awal tadi, tahap selanjutnya adalah pengolahan data secara
statistik sederhana. Pengolahan data statistik diartikan sebagai cara untuk
mengolah data berupa angka (kuantitatif) sedemikian rupa sehingga informasi
atau data tersebut mempunyai arti. Biasanya pengolahan data dilakukan dengan
beberapa macam teknik seperti distribusi frekuensi (sebaran frekuensi) dan
ukuran memusat (mean, median, dan modus).
a.
Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi)
Pada
dasarnya data yang didapat dalam pengumpulan data masih berupa data mentah.
Data tersebut perlu disusun dan diatur untuk dapat dipahami. Penyajian data
dapat diatur melalui tiga cara, yaitu dengan distribusi frekuensi, distribusi
presentasi atau
dengan frekuensi kumulatif.
b. Ukuran Memusat (Tendensi Sentral)
Ukuran pemusatan data atau tendensi
sentral adalah bilangan yang mewakili keseluruhan data. Pengukuran tendensi
sentral digunakan apabila data perlu dijelaskan dengan mempergunakan satu
petunjuk yang berpusat pada titik-titik sentral dari sekumpulan data. Pengukuran yang sering digunakan adalah mean
(rata-rata hitung), modus, dan median.
- Penyusunan Laporan penelitian
- Pengertian, Manfaat, dan bentuk- bentuk laporan penelitian
Laporan
penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan
penelitian. Dengan demikian, isi laporan penelitian bukan hanya berupa
langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti, melainkan juga latar belakang
permasalahannya, kerangka berpikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang
bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan. Laporan penelitian dibuat oleh peneliti setelah
selesai
melakukan
penelitian. Menurut Moleong (2001: 216),
penulisan
laporan hasil penelitian sangat besar manfaatnya untuk memenuhi beberapa
keperluan. Di perguruan tinggi Laporan hasil penelitian dimanfaatkan untuk
keperluan studi akademis. Setiap kali mahasiswa akan mengakhiri masa studinya,
salah satu tugas akademisnya adalah diwajibkan mengadakan penelitian dan
menyusun tesis untuk studi S1 dan S2, serta disertasi untuk S3. Di pihak lain,
penulisan laporan hasil penelitian dimanfaatkan untuk keperluan perkembangan
ilmu pengetahuan. Penelitian tersebut biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga
penelitian. Misalnya lembaga penelitian nasional, lembaga-lembaga di tingkat daerah,
dan lembagalembaga penelitian di tingkat perguruan tinggi. Namun, ada pula
penelitian dilakukan untuk keperluan lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan,
atau lembaga bisnis tertentu. Dengan kata lain, penelitian demikian dilakukan
untuk keperluan suatu lembaga tertentu. Terakhir, penulisan hasil penelitian
dapat dimanfaatkan untuk keperluan publikasi ilmiah. Hal ini terkait dengan
fungsi penulisan laporan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, namun lebih
mengarah pada publikasi ilmiah. Contoh: seorang peneliti yang bekerja di
lembaga penelitian atau seorang dosen melakukan penelitian dan
memublikasikannya dalam majalah ilmiah untuk keperluan pengembangan karier
profesionalnya. Manfaat manfaat penulisan laporan penelitian di atas sangat
erat kaitannya dengan jenis dan bentuk laporan itu sendiri. Bentuk pertama
adalah tesis dan disertasi yang dilakukan oleh mahasiswa di masa akhir studi.
Tesis maupun disertasi mempunyai bentuk khusus yang biasanya mengikuti aturan
dan model tertentu yang ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi. Jenis dan
bentuk kedua yaitu publikasi ilmiah yang dilakukan oleh peneliti pada majalah
ilmiah seperti jurnal. Tesis
dan disertasi mempunyai tata aturan yang ketat dan kaku dalam pola dan cara
penulisannya. Sedangkan pada bentuk publikasi ilmiah, aturan itu cukup longgar
sehingga penyusun laporan hasil penelitian bebas menentukan sendiri gaya
penulisannya. Bentuk ketiga yaitu laporan penelitian yang ditujukan kepada para
pembuat keputusan atau kebijaksanaan. Bentuk demikian oleh Moleong dinamakan
bentuk eksekutif. Bentuk ini berbeda dengan bentuk pertama karena pembacanya
akan menjadi pemakai hasil penelitian. Bentuk laporan seperti ini, disajikan
secara singkat namun tetap padat berisi, dan bersifat argumentatif dan
persuasif sehingga tidak membosankan. Bentuk terakhir adalah bentuk penulisan
laporan hasil penelitian yang ditujukan kepada masyarakat awam. Laporan
tersebut biasanya dimuat sebagai artikel dalam koran. Bentuk ini menuntut cara penyajian
tersendiri karena pembacanya terdiri atas orang-orang awam sehingga
penulisannya dilakukan secara ilmiah populer dengan bahasa yang sederhana,
mudah dipahami, singkat namun inti hakikat hasil penemuan dapat
terkomunikasikan kepada pembacanya.
- Garis Besar Isi laporan
Secara garis besar,
penulisan laporan penelitian memuat tiga
bagian
utama, yaitu pembukaan, isi, dan penutup.
a.
Bagian Pembukaan
Bagian
pembukaan merupakan bagian awal yang harus dilakukan dalam penulisan laporan
penelitian. Pada bagian pembukaan berisi judul penelitian, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan diagram.
1)
Judul Penelitian
Judul
penelitian mencerminkan topik penelitian yang dirumuskan dalam bentuk kalimat
secara singkat, padat, komunikatif, tetapi jelas dan dapat ditangkap dalam
pandangan sekilas.
2)
Kata Pengantar
Kata
pengantar berisi keterangan dari penulis atau peneliti mengenai tulisannya.
Keterangan tersebut menjelaskan alasan dipilihnya sasaran penelitian dan ucapan
terima kasih kepada setiap pihak yang memberi kontribusi.
3)
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar/Diagram/Ilustrasi
Daftar isi
menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain. Daftar tabel memuat judul-judul setiap tabel dan disusun
secara berurutan sesuai nomor urut kode. Sedangkan daftar gambar/
ilustrasi/diagram memuat keterangan gambar/ilustrasi/diagram.
b.
Bagian Isi
Adapun
inti isi dari laporan penelitian di semua bentuk terdapat lima hal yang harus
ada, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan, dan implikasi penelitian. Untuk memahami lima hal di atas
perhatikan penjelasan di bawah ini.
1)
Pendahuluan
Secara
umum bagian ini berisi tentang latar belakang, rumusan, tujuan dan manfaat
penelitian, hipotesis, batasan konsep, serta hambatan-hambatan yang dialami
selama melakukan penelitian.
2)
Tinjauan Pustaka/Kajian Pustaka
Bagian ini
memberi gambaran kepada pembaca mengenai halhal yang telah dirintis oleh
peneliti lain, seperti konsep, teori, dan data penemuan yang berhubungan dengan
masalah penelitian yang sedang diteliti.
3)
Metodologi Penelitian
Melalui
bagian ini segala metode dalam penelitian diungkapkan, seperti subjek, objek,
dan ruang lingkup penelitian termasuk teknik sampling, teknik pengumpulan
data, instrumen atau alat pengumpul
data, jenis atau model
penelitian,
metode pengolahan, dan analisis data yang
digunakan.
4)
Hasil Penelitian
Pada
bagian ini, menggambarkan tentang subjek atau objek penelitian, sajian data,
dan uji statistik untuk masing-masing data. Data-data yang telah terkumpul
diolah dan disajikan berdasarkan jenis penelitiannya. Sebagai contohnya,
apabila penelitian berbentuk deskripsi, tentunya sajian dalam hasil penelitian
berupa uraian data tanpa menguji hipotesis. Namun, apabila penelitian berbentuk
eksplanasi, maka sajian data berupa menguji hipotesis. Begitu pula dengan
pendekatan yang digunakan baik itu kuantitatif dan kualitatif. Jika pendekatan
kualitatif maka sajian datanya berupa uraian data sederhana dalam bentuk
susunan kalimat. Sedangkan pendekatan yang bersifat kuantitatif, maka sajian
datanya berupa uji statistik yang diwujudkan lewat angka dan tabel. Kesemua ini
diulas dan dibahas secara menarik menjadi sebuah hasil penelitian yang ingin
diketahui oleh pembaca.
5)
Kesimpulan dan Implikasi Penelitian
Pada
bagian ini diuraikan apa yang menjadi kesimpulan hasil penelitian dan apa yang
dapat disarankan sesuai dengan hasil penelitian tersebut. Pada dasarnya
kesimpulan penelitian adalah kesimpulan final yang sudah disinkronkan atau
diselaraskan dengan setiap rumusan problematika penelitian. Selain memuat
hal-hal praktis, memuat pula implikasi penelitian. Implikasi penelitian
merupakan alternative kemungkinan yang dapat diambil oleh siapa pun dalam
rangka memanfaatkan atau melaksanakan tindak lanjut dari hasil penelitian yang
bersangkutan.
c. Bagian Penutup
Bagian ini biasanya terletak di
akhir laporan penelitian. Secara umum bagian penutup berisi hal-hal di bawah
ini.
1) Daftar Pustaka
Bagian ini memuat buku-buku,
laporan, jurnal, dan sumber tertulis lain yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penulisan daftar pustaka perlu dikemukakan nama penulis, tahun
penerbitan, judul buku, kota penerbitan, dan nama penerbit.
2)
Lampiran
Dalam
lampiran memuat keseluruhan bukti-bukti yang dirasa penting dalam melakukan
penelitian. Contoh, surat
izin, tabel, grafik, format instrumen, dan lain-lain.
3)
Indeks
Pada
bagian ini memuat istilah-istilah dalam penelitian. Biasanya penyusunan indeks disusun menurut urutan
abjad.
- menyusun Laporan penelitian
Setelah garis besar laporan terbentuk,
langkah selanjutnya adalah menyusun laporan penelitian. Bahan-bahan dalam
penyusunan laporan penelitian adalah data-data dan keterangan yang disusun
dalam catatan-catatan yang dibuat selama penelitian berlangsung.
Penyusunan
laporan penelitian akan lebih efisien apabila dilakukan sejak penelitian
tersebut sedang direncanakan. Pada dasarnya sebelum menyusun sebuah laporan
penelitian, seorang peneliti menentukan terlebih dahulu kerangka-kerangka
laporan penelitian. Penyusunan
kerangka penelitian dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam menulis laporan
penelitian. Biasanya kerangka tersebut terdiri atas empat atau enam bab yang
kesemuanya diawali dengan bagian pembukaan dan diakhiri dengan bagian penutup. Secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut.
Bagian
Pembukaan
a. Judul
penelitian
b. Kata
pengantar
c. Daftar
isi
d. Daftar
tabel
e. Daftar gambar/ilustrasi/diagram
Bagian
Isi
a. Bab I
Pendahuluan
b. Bab II
Tinjauan pustaka
c. Bab III
Metodologi penelitian
d. Bab IV
Hasil penelitian
e. Bab V
Pembahasan hasil penelitian
f. Bab VI
Kesimpulan dan saran
Bagian
Penutup
a. Daftar
penutup
b.
Lampiran-lampiran
c. Indeks
Dalam
menyusun laporan, erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk berpikir
logis dan runtut serta didukung pula oleh kemampuan berbahasa, kebiasaan
membaca, kesediaan memberi dan menerima komentar. Selain itu, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan ilmiah antara lain:
a. Harus
mengetahui kepada siapa laporan tersebut ditujukan. Penulis harus menyadari
siapa saja yang akan membaca dan mempelajari laporan tersebut. Apakah kalangan
cendekiawan, masyarakat umum, pelajar ataukah masyarakat tertentu. Hal ini dikarenakan tingkat pemahaman tiap
kelompok konsumen berbeda-beda. Oleh karenanya, penyampaian hasil penelitian dalam
bentuk laporan, sebaiknya memerhatikan tingkat pemahaman dan kebutuhan
konsumen.
b. Harus
menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti proses penelitian. Dengan
demikian, penulis harus dapat mengajak orang lain untuk mencoba mengikuti apa
yang telah penulis kerjakan dalam penelitian. Oleh karena itu, langkah demi
langkah harus dikemukakan secara jelas.
c. Harus
menyadari bahwa tingkat pengetahuan pembaca tidaklah sama. Oleh karena itu,
hasil penelitian harus dikemukakan dengan jelas. Peneliti juga harus menyusun
laporan penelitian dengan meyakinkan, karena laporan penelitian adalah unsur
pokok
dalam
proses kemajuan ilmu pengetahuan.
- PRESENTASI LAPORAN PENELITIAN
- Pengertian dan manfaat prsenta si
kegiatan presentasi Presentasi adalah media
penyebarluasan laporan penelitian, oleh karenanya presentasi dilakukan di awal
hasil penelitian dipublikasikan. berhubungan erat dengan diskusi. Diskusi
merupakan percakapan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung
dalam suatu kelompok, di mana masingmasing anggota kelompok saling bertukar
pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan suatu
masalah.
Selain
sebagai media penyebarluasan hasil penelitian, presentasi mempunyai makna yang
besar bagi peneliti ataupun pelajar. Hingga tidak jarang presentasi dimasukkan
sebagai kegiatan belajar dalam sekolah maupun universitas. Manfaat lain dari
presentasi atau diskusi antara lain:
a. Dapat
mengungkapkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
b.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing.
c.
Memperoleh umpan balik dari peserta, mengenai sasaran laporan yang telah
dicapai dan yang belum dicapai.
d.
Membantu siswa berpikir teoretis dan praktis lewat topik yang disajikan.
e.
Membantu siswa menilai kemampuan penelitian atau penulisan laporan.
f.
Membantu siswa mengetahui, memahami dan merumuskan berbagai masalah sosial yang
timbul dan terjadi di masyarakat.
g.
Mengembangkan motivasi siswa untuk lebih mendalami dan memecahkan setiap
masalah yang dibahas sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPRIKITIEW
BalasHapussangat membantu
BalasHapussakit mata aing
BalasHapus